Ekshibisionis Seorang Pria Yang Membuat Trauma Pedagang Es

ekshibisionis

RTP8000NEWS –  Seorang pedagang es teh di Jalan Merak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, menjadi korban aksi ekshibisionis oleh seorang pria pada Rabu (12/6/2024) pagi. Kejadian ekshibisionis ini membuat korban mengalami trauma dan ketakutan hingga enggan kembali berjualan.

Kronologi Kejadian:

E (24), sang korban, sedang berjualan sendirian di lapaknya sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, kekasihnya sedang pergi mengambil barang. Tiba-tiba, seorang pria datang dan duduk di bangku belakang lapak. Pria tersebut kemudian mulai menunjukkan gelagat mencurigakan dengan mondar-mandir di sekitar lapak.Tak lama kemudian, pria tersebut membuka celananya dan memamerkan alat kelaminnya kepada E. E yang terkejut dan ketakutan langsung berteriak dan meminta tolong. Pelaku yang panik kemudian melarikan diri.

Dampak Psikologis:

Kejadian ini meninggalkan trauma mendalam bagi E. Dia mengaku masih sering terbayang-bayang aksi pelaku dan merasa ketakutan. E juga merasa cemas dan tidak tenang, bahkan sulit untuk tidur di malam hari.

“Saya masih belum berani kembali berjualan karena khawatir bertemu dengan pelaku,” ujar E. “Saya juga merasa malu dan takut dihina oleh orang lain.”

Trauma yang dialami E merupakan dampak psikologis yang umum terjadi pada korban ekshibisionisme. Korban sering kali mengalami kecemasan, depresi, post-traumatic stress disorder (PTSD), dan rasa malu. Dalam beberapa kasus, korban juga dapat mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan seksual.

Analisis Kejadian:

Aksi ekshibisionisme yang dilakukan oleh pelaku merupakan bentuk pelecehan seksual yang dapat dihukum pidana. Pelaku kemungkinan besar memiliki gangguan mental seperti voyeurisme atau ekshibisionisme.

Gangguan voyeurisme adalah dorongan seksual untuk mengamati orang lain yang sedang melakukan aktivitas seksual, tanpa persetujuan mereka. Sedangkan ekshibisionisme adalah dorongan seksual untuk memamerkan alat kelamin kepada orang lain, untuk mendapatkan kepuasan seksual.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *