RTP8000NEWS – Starlink, layanan internet satelit milik Elon Musk, kembali menurunkan harga perangkat keras dan layanannya di Indonesia. Penurunan harga ini berlaku mulai 11 Juni 2024. Berbeda pada Sebelumnya saat Starlink pertama kali masuk ke pasar Indonesia, Elon Musk Melakukan diskon sebesar 40% untuk perangkat kerasnya sampai tanggal 10 juni. Namun untuk penurunan harga sekarang tidak di beritakan batas waktunya.
Harga perangkat keras Starlink saat ini adalah Rp5,9 juta, turun dari Rp7,8 juta sebelumnya. Sedangkan biaya layanan bulanan tetap sama, yaitu Rp750.000 dengan kuota tanpa batas. Tetapi Penurunan harga ini tidak berlaku untuk semua produk milik starlink ini, penurunan Hanya berlaku untuk paket residensial dan jelajah saja. Untuk Paket Kapal tidak mengalami perubahan atau masuk dengan harga yang sama.
Penurunan harga ini merupakan langkah Starlink untuk menjangkau lebih banyak pelanggan di Indonesia, terutama di daerah pedesaan yang masih memiliki akses internet terbatas. Penurunan Harga sebelumnya Yakni 40% sempat mengalami kontroversi dan di cap sebagai Predatory Pricing, namun Starlink Indonesia membantah hal tersebut dan menyebutkan “itu merupakan promosi yang di perbolehkan oleh hukum”.
Pemerintah juga perlu memastikan bahwa Starlink mematuhi regulasi yang berlaku di Indonesia, termasuk soal perizinan dan kewajiban pajak.
Baca Juga : Dampak Situs Judi Online: Bagi Masyarakat dan Generasi Muda Indonesia
Starlink Indonesia Kembali Di Cap Melakukan Predatory Pricing
Starlink, layanan internet satelit milik Elon Musk, dikritik karena dianggap melakukan praktik predatory pricing di Indonesia. Predatory pricing adalah strategi di mana perusahaan besar menetapkan harga yang sangat rendah untuk menyingkirkan pesaing yang lebih kecil.
Misalnya, harga perangkat keras Starlink saat ini adalah Rp5,9 juta, sedangkan harga perangkat keras ISP lokal rata-rata Rp10 juta. Biaya layanan bulanan Starlink pun Rp750.000 dengan kuota tanpa batas, sedangkan ISP lokal rata-rata Rp500.000 dengan kuota terbatas.
Beberapa pihak khawatir bahwa praktik predatory pricing Starlink dapat mematikan industri ISP lokal dan menghambat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Namun, Starlink membantah tuduhan predatory pricing dengan mengatakan bahwa harga yang mereka tawarkan adalah harga yang wajar dan sesuai dengan biaya operasional mereka.
Starlink juga mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah dan ISP lokal untuk meningkatkan akses internet di Indonesia.